Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital, kata Wakil Menteri Komunikasi dan Periklanan-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


Jakarta (Antara) – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patriria mengatakan Indonesia membutuhkan hingga sembilan juta talenta digital untuk memperlancar perekonomian digital nasional.

“Dan untuk talenta digital, kita membutuhkan 9 juta orang pada tahun 2030 untuk mengembangkan ekonomi digital. Jika kita bisa mempersiapkan talenta digital dengan baik, maka kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (gross domestic product) bisa tinggi,” dia berkata. Dalam konferensi pers pada hari Rabu.

Hal itu diungkapkannya dalam diskusi ekonomi digital di Jakarta Pusat, Selasa (26/3) di Jakarta Pusat.

Saat ini ekonomi digital belum memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengurangi kesenjangan digital dengan menyasar sekitar 50 juta masyarakat dalam program literasi digital.

Baca juga: Pemerintah mendukung industri telekomunikasi untuk mengembangkan talenta digital

Baca juga: Menkominfo Umumkan Program Ekosistem Startup untuk Mendukung Desa Inovasi

Secara global, kontribusi ekonomi digital didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, yang menyumbang lebih dari 50 persen PDB. Di ASEAN, posisi Indonesia masih berada di bawah Vietnam, Singapura, dan Thailand.

“Kontribusi ekonomi digital kita terhadap PDB masih kecil, tidak terlalu besar, masih kurang dari 10 persen dibandingkan di AS dan China yang lebih dari 50 persen,” ujarnya.

Meski demikian, Wamenkominfo menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong perkembangan ekonomi digital di ASEAN.

Pada tahun 2011 Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi digital ASEAN diperkirakan mencapai sekitar 1 triliun dolar AS (Rp 15,8 kuadriliun).

Sedangkan Indonesia sendiri menyumbang 40 persen atau sekitar 366 miliar dolar (Rp 5,8 kuadriliun). “Jadi bisa kita bayangkan kita adalah kekuatan besar di ASEAN,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya keras mempercepat transformasi digital dengan menciptakan koneksi yang cukup bagi masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil (3T).

Selain itu, pemerintah juga sedang membangun pusat informasi yang dapat memperkuat distribusi dan pengolahan informasi.

“Setelah itu tentu ada tenaga kerja yang mumpuni. Karena kalau masyarakatnya sudah siap, saya kira relasi yang terbantu dengan proses digitalisasi akan lebih mudah, terutama untuk berbagai sektor, apalagi di sini dunia usaha bisa tercipta. nilai-nilai ekonomi,” ujarnya. .

Untuk mengembangkan tenaga kerja yang memadai di sektor digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan Program Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leader Academy (DLA).

Ia mengatakan kegiatan literasi digital merupakan salah satu bentuk penguatan sumber daya manusia melalui pengetahuan, efisiensi dan efektivitas kegiatan yang didukung oleh proses teknologi digital.

“Program beasiswa talenta digital merupakan beasiswa yang diberikan kepada mereka yang ingin meningkatkan keterampilannya di bidang digital dan puncaknya adalah Digital Leadership Academy,” ujarnya.

Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak perempuan Indonesia untuk aktif berkarya di era digital

Baca juga: Generasi muda diminta bersiap memanfaatkan potensi ekonomi digital.

Baca juga: Wamenkominfo menyoroti kontribusi ekonomi digital terhadap PDB.

Koresponden: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama