AGI sedang mengerjakan kurikulum perguruan tinggi khusus untuk permainan.-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


JAKARTA (ANTARA) – Di Jakarta, Sabtu, AGI sedang menyusun kurikulum industri terkait pengembangan game yang nantinya bisa diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia, kata Ibnu Razik, Wakil Wakil Presiden Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Menurut Ibnu, kurikulum dirancang selaras dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

“Saat ini kami sedang mengerjakan kurikulum industri berdasarkan SKKNI yang terstandarisasi Pengembang permainan “(Pengembang game) di Indonesia, apa saja yang perlu dipelajari dan dipelajari di sana untuk kemudian diterjemahkan ke kampus-kampus, ke dalam kurikulum kampus,” imbuhnya.

Baca juga: Media berperan penting dalam mempromosikan game Indonesia untuk menarik pengguna

Baca juga: IGDX 2023 hadir untuk memperkuat posisi industri gaming lokal dalam skala global

Menurutnya, kurikulum pengembangan game sangat penting bagi angkatan kerja tanah air, mengingat permintaan pasar industri game yang semakin meningkat dan fakta bahwa industri game dalam negeri semakin kompetitif.

Mengenai percepatan perkembangan industri game nasional. Disahkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2024 menjadi dorongan kuat untuk mengembangkan kurikulum.

Menurut Ibnu, perencanaan kurikulum terkait pengembangan game didukung oleh Kementerian Sumber Daya Manusia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Saat kami menyusun (kurikulum), kami bekerja sama dengan dosen kampus, akademisi, dan pelaku industri serta menggabungkan kedua pihak. Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengirimkan tim untuk membantu dan membimbing kami hingga selesai, meskipun Prosesnya lama,” kata Ibnu.

Kurikulum tersebut rencananya akan selesai setidaknya dalam satu hingga dua tahun. AGI berharap kurikulum tersebut dapat mempersiapkan talenta lokal untuk memenuhi kebutuhan industri game.

“Kedepannya kita berharap lembaga pendidikan atau lembaga lain yang mendukung pengembangan talenta, mampu memformalkan, mengembangkan dan menjadi talenta. Pengembang permainanujar Ibnu.

Baca juga: BRIN mendukung pendirian property store industri gaming nasional

Industri game merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan.

Di tahun Pada tahun 2020, IBISWorld Research Institute memperkirakan belanja publik global untuk game akan mencapai USD 205 miliar atau sekitar Rp 3,4 kuadriliun, pada saat merebaknya pandemi Covid-19.

Di tahun Pada tahun 2023, nilai pasar game global tumbuh 12,9% menjadi $281,77 miliar (Rp 4,6 kuadriliun) dan diperkirakan akan tumbuh menjadi $665,77 miliar (Rp 10,88 kuadriliun) pada tahun 2030.

Berdasarkan informasiPandangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021/2022” yang diterbitkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (dari Minparekraft), subsektor aplikasi dan gaming telah mencapai kontribusi sebesar Rp31,25 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2021.

Aplikasi dan permainan merupakan subsektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi kedua (sebesar 9,17 persen) diikuti oleh subsektor televisi dan radio (9,48 persen).

Baca juga: AGI dan Goethe-Institut menyelenggarakan festival permainan berdampak sosial

Baca juga: AGI berharap Perpres tentang industri game dalam negeri segera keluar

Baca juga: AGI: Dibutuhkan 3.000 tenaga kerja per tahun untuk mengembangkan industri game di Indonesia

Koresponden: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama