Menurut PDNS Hack, seorang profesor IT, tidak ada sistem yang dijamin aman-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


Jakarta (Antara) – Profesor Marsudi Wahudi Kisworo, Guru Besar Teknologi Informasi (TI) Universitas Pancasila, mengatakan dalam dunia keamanan komputer, belum ada sistem yang dapat menjamin keamanannya.

Namun, dia mengingatkan kita akan pentingnya hal ini Budaya kesadaran keselamatan.

Hal itu disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu, terkait serangan siber yang menyasar server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).

“Dalam dunia keamanan komputer, tidak ada sistem yang dijamin aman di dunia ini, yang ada adalah sistem yang diretas dan sistem yang tidak diretas. Di negara maju, dilaporkan setiap 3-5 detik. Ada yang diretas. upaya,” kata Profesor Marsudi.

Baca juga: Pemerintah akan memulihkan 18 layanan publik yang terkena dampak PDNS 2 pada akhir Juni

Baca juga: BSSN mencegah infeksi ransomware memasuki PDNS 2 pusat data lainnya

Ia mengibaratkan server seperti sebuah rumah, secanggih apapun keamanannya, tidak ada yang bisa menjamin bahwa rumah tersebut tidak akan diretas, dirampok, atau kereta bawah tanah akan jatuh.

“Itulah mengapa keselamatan sangat penting Budaya kesadaran keselamatan Budaya hati-hati.

Selain itu, guru besar bidang IT pertama di Indonesia ini mengatakan, dalam dunia keamanan komputer, manajemen keamanan harus selalu dihormati (manajemen keamanan) Yang baik.

“Misalnya penerapan berbagai persyaratan keamanan komputer yang ada bisa mengurangi pelanggaran keamanan, setidaknya mengurangi akibat jika terjadi pelanggaran keamanan. Begitu pula dengan keamanan fisik, seperti rumah atau mobil,” jelasnya.

Manajemen keamanan “Ini mencakup analisis risiko potensi pelanggaran keamanan, termasuk skenario, aktor, probabilitas, dan dampaknya,” lanjutnya.

Kemudian dilanjutkan dengan dilakukan perangkat manajemen risiko, misalnya b Sabun mandi, PencegahanDan Selain dariProsedur yang harus dilakukan jika terjadi pelanggaran keamanan, misalnya tanggap darurat hingga prosedur pemulihan.

Rektor Universitas Pancasila juga menjelaskan bahwa lembaga yang bonafid harus memiliki rencana keamanan yang komprehensif, mungkin mengikuti standar tradisional.

“Kalau melihat kejadian PDN dan banyak kasus yang saya lihat, tidak ada yang seperti itu Rencana keamanan “Bagusnya, ketika ada pelanggaran, tidak bisa ditangani dengan baik,” ujarnya.

Profesor Marsudi, anggota Dewan Pengarah BRIN, mencontohkan: Yang sering terjadi ketika terjadi peretasan adalah tidak ada konteks dan tidak terjadi apa-apa. Rencana pemulihan bencana Aku bahkan tidak punya satu pun Rencana kelanjutan bisnis.

“Jangan lupa, banyak institusi pemerintah dan swasta di Indonesia; Penilaian risiko dunia maya Cuma nggak punya, bingung kalau rusak,” tutupnya.

Baca juga: Pemerintah memastikan data PDNS 2 tidak bisa disalahgunakan

Baca juga: Pemerintah menjelaskan mekanisme pemulihan migrasi data bencana PDNS 2.

Baca juga: 44 instansi melakukan migrasi data untuk memulihkan layanan dampak PDNS 2

Koresponden: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama