Apa itu Bashe? Peretas Ransomware mencoba mengambil data BRI.-Dicemotion.com

Dicemotion.com-


Jakarta (ANTARA) – Baru-baru ini, grup tersebut perangkat lunak perusak Dikenal dengan nama Bash Ransomware Ini menarik perhatian publik. Kelompok ini diduga melakukan serangan siber terhadap Bank Rakyat Indonesia (BRI), salah satu bank milik negara di Indonesia.

Serangan secara berkelompok Bash Ransomware Ini menargetkan komputer atau server yang berisi informasi sensitif siapa pun, termasuk lembaga pemerintah.

Kabar serangan Bashe Ransomware yang disebut-sebut menyasar BRI bermula dari postingan di akun @FalconFeedsio X,Peringatan Ransomware. Bank Rakyat Indonesia, Mereka adalah korban Bashe Ransomware” atau teks dalam bahasa Indonesia berarti “Peringatan Ransomware”. Bank Rakyat Indonesia menjadi korban Bashe Ransomware.

Namun menyusul kejadian mengejutkan tersebut, Argha M Nugraha, Direktur Digital dan IT BRI, mengatakan data dan tabungan nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI termasuk BRImo, Qlola dan ATM/CRM berfungsi normal.

Meskipun kebenaran keseluruhannya belum dapat dikonfirmasi, banyak orang yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang grup Bashe Ransomware. Oleh karena itu penjelasan mengenai apa itu Bashe yang dirangkum dari berbagai sumber disajikan sebagai berikut.

Baca Juga: Data BPJS dan isu kedaulatan siber Indonesia

Mengenal Bashe

Bashe merupakan kelompok ransomware yang baru akan muncul di dunia maya sebagai ancaman bagi siapa pun pada tahun 2024. Bashe sebelumnya dikenal sebagai APT73 atau Eraleig. Ancaman terus-menerus tingkat lanjut (TEPAT)

Ternyata Bashe mengira itu adalah APT dengan tujuan yang sama dengan ransomware. Tujuan Bashe adalah mengeksploitasi kerentanan sistem dan informasi berharga lainnya menggunakan Tor atau jaringan anonimitas data untuk mendapatkan keuntungan finansial. Situs bocor (DLS) untuk menggelapkan target.

APT di Bashe dapat diartikan sebagai bentuk serangan siber yang sangat canggih dan seringkali direncanakan secara rinci oleh sekelompok orang untuk ditangkap dengan adanya sumber daya yang signifikan.

Tidak hanya itu, grup Bashe Ransomware memiliki strategi peretasan yang mirip dengan Lockbit. Namun meski grup-grup ini serupa, ada dugaan grup tersebut berbeda dengan Lockbit karena pendapatannya berbasis DLS.

Sasaran Bashe Ransomware tersebar di seluruh dunia mulai dari Amerika Utara, Perancis, Jerman, Inggris Raya, Australia dan India. Kelompok ini secara khusus menyasar setiap sektor yang dianggap memiliki nilai tinggi di industri teknologi, manufaktur, dan keuangan (perbankan).

Baca Juga: Diretas, Undip pastikan informasi calon mahasiswa mandiri tetap aman

Dampak serangan Bashe Ransomware

Jelas terlihat bahwa serangan kelompok ransomware Bashe sangat merugikan semua pihak yang terlibat. Cara kerja kelompok ini biasanya dengan menghancurkan dan menutup informasi penting dari agensi tersebut, yang tidak dapat dibuka tanpa proses transaksi seperti pembayaran uang tebusan.

Setiap kejadian yang merugikan pasti akan menimbulkan banyak dampak, berikut beberapa dampak serangan Bashe Ransomware:

  1. Sistem tidak dapat dioperasikan atau diakses secara normal.
  2. Korban diancam uang tebusan.
  3. Akibat serangan tersebut, informasi termasuk informasi sensitif dan kata sandi bocor.
  4. Nama perusahaan yang diserang dirusak.
  5. Gangguan besar terhadap korban.
  6. Informasi penting tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula.

Baca Juga: PHRI: Beberapa hotel di Kepri diretas

Baca Juga: Diretas oleh hacker asal Korea Utara, Indodex pastikan aset anggotanya aman

Koresponden: Sean Angiateda Citores
Redaktur: Surianto
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama